Tiga Menguak Chairil: Media, Perempuan, & Puitika Kiri – Cep Subhan KM
Rp. 65.000
Penulis: Cep Subhan KM
Sampul : Ayenni
Kategori: Non-Fiksi (Esai)
Penerbit: Anagram
Halaman: 176 Halaman
Ukuran: 13 x 19 cm
Harga: Rp65000
Tiga Menguak Chairil adalah metode pembacaannya atas karya-karya Chairil yang terbagi dalam tiga bingkai: nasib Chairil di era post-truth yang dipimpin oleh bodong, pembacaan biografis tentang hubungan Chairil Anwar dan sejumlah perempuan dengan memeriksa representasi perempuan dalam puisi-puisinya, dan puitika progresif dalam puisi-puisi Chairil.
Naskah ini menyadarkan kita bahwa separuh dari keseluruhan puisi Chairil berbicara tentang perempuan. […] dengan pendekatan puitika modernisme yang mengandaikan keberjarakan antara pengarang dengan karya, suatu “impersonalitas” yang membantu untuk melakukan lompatan lebih jauh dalam pembacaannya. Naskah ini bahkan dengan terperinci memaparkan subjek feminin dan subjek maskulin dalam korpus kepenyairan Chairil Anwar. Menggali etimologi kata-kata kunci itu, naskah ini menempatkan keempat kata kunci tersebut untuk menjelaskan penggunaannya dalam karya-karya Chairil Anwar. Paparan naskah ini bergerak lebih jauh untuk mengungkap kekurangcermatan sejumlah amatan para pengkaji terdahulu dalam pembacaan salah satu puisi Chairil Anwar.
Cep Subhan KM adalah penulis, penerjemah, dan penyunting lepas asal Ciamis, Jawa Barat. Novel terbarunya dwilogi Yang Tersisa Usai Bercinta (2020) dan Yang Maya Yang Bercinta (2021), sementara puisi, cerpen, dan esainya bisa dibaca di beberapa media daring, termasuk di web pribadinya cepsubhankm.com. Esai kritik sastranya menjadi Pemenang II Sayembara Kritik Sastra DKJ 2022 dan Juara 2 Lomba Kritik Sastra Dunia Puisi Taufiq Ismail 2023.