Berayun di Antara Keberpihakan & Autokritik – Dewi Anggraeni
Rp. [coming soon]
Penulis: Dewi Angraeni
Sampul: Bagus S. Budi
Kategori: Non-Fiksi (Esai/Kritik Sastra)
Penerbit: Anagram
Halaman: viii + 106 Halaman
Karya kritik ini memperlihatkan kekuatan utamanya pada analisis terhadap novel Yusi Avianto Pareanom … dengan menggunakan kaidah ‘coming of age’ … Karya ini memberikan sanggahan yang masuk akal terhadap kajian-kajian terdahulu terhadap karya sastra yang sama, yang dengan demikian, menunjukkan keseriusannya dalam kajian kritisnya.
— Pertanggungjawaban Dewan Juri Kritik Sastra DKJ 2019
Naskah ini melakukan pembacaan ulang atas motif laut dalam karya Chairil Anwar … Naskah ini menjelaskan bagaimana laut menjadi medium bagi aku-lirik untuk memisahkan diri sejenak dari kekitaan; suatu cara navigasi subjektivitas individual di tengah disposisi kolektivitas. Dari situ, naskah ini bergerak pada fase-fase yang menggambarkan ikatan kolektif revolusioner sebagai satu unsur penting dalam kehidupan bangsa Indonesia, lantas mempertentangkannya dengan bagaimana kelima puisi Chairil justru mengarah ke suasana batin introspektif aku-lirik.
— Pertanggungjawaban Dewan Juri Kritik Sastra DKJ 2022
Karya kritik ini memperlihatkan kekuatan utamanya pada analisis terhadap novel Yusi Avianto Pareanom … dengan menggunakan kaidah ‘coming of age’ … Karya ini memberikan sanggahan yang masuk akal terhadap kajian-kajian terdahulu terhadap karya sastra yang sama, yang dengan demikian, menunjukkan keseriusannya dalam kajian kritisnya.
— Pertanggungjawaban Dewan Juri Kritik Sastra DKJ 2019
Naskah ini melakukan pembacaan ulang atas motif laut dalam karya Chairil Anwar … Naskah ini menjelaskan bagaimana laut menjadi medium bagi aku-lirik untuk memisahkan diri sejenak dari kekitaan; suatu cara navigasi subjektivitas individual di tengah disposisi kolektivitas. Dari situ, naskah ini bergerak pada fase-fase yang menggambarkan ikatan kolektif revolusioner sebagai satu unsur penting dalam kehidupan bangsa Indonesia, lantas mempertentangkannya dengan bagaimana kelima puisi Chairil justru mengarah ke suasana batin introspektif aku-lirik.
— Pertanggungjawaban Dewan Juri Kritik Sastra DKJ 2022
Dewi Anggraeni merupakan dosen di Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia dengan peminatan ilmu susastra dan kajian poskolonial. Ia merupakan pemenang kedua Sayembara Kritik Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada 2019 dan pemenang unggulan sayembara yang sama pada 2022. Ia merupakan salah satu kontributor dalam buku Antologi Kritik Sastra Badan Bahasa (Badan Bahasa, 2020) dan kumpulan cerpen Parade yang Tak Pernah Usai (Buku Mojok, 2022). Ia juga aktif menulis tentang penelitian kesusastraan terutama untuk jurnal akademik serta menjadi penerjemah Bahasa Jepang dan Inggris.