Space Invaders adalah kisah tentang sekelompok teman masa kecil yang ketika beranjak dewasa, terus dihantui oleh kenangan yang tidak nyaman serta kecemasan akan bayang-bayang teman sekelas mereka, Estrella González Jepsen. Dalam mimpi masing-masing, mereka melihat gaya rambut Estrella, mendengar gema suaranya, dan membaca surat-surat lama yang secara misterius berhenti datang. Mereka mengingat aktivitas sekolah yang teratur, pertunjukan teater nasionalis, dan perjalanan ke pantai. Saat tumbuh dewasa, kelompok anak-anak ini menyadari bahaya serta ketegangan yang mengelilingi mereka, dan dibuat tidak berdaya menghadapinya. Mereka hanya bisa bermain dengan memori melalui cerita satu sama lain dan “peluru hijau misterius” yang mereka tembakkan dalam video gim.
Suatu panggilan mimpi dari sebuah generasi yang tumbuh dalam bayang-bayang kediktatoran di Chile pada tahun 1980-an
Judul: Space Invaders
Penulis: Nona Fernández
Penerjemah: Astrid Wasistyanti
Sampul: Sukutangan
Kategori: Fiksi (Novel)
Penerbit: Anagram
Buku ini berkisah tentang seorang nelayan yang tidak pernah sungguh-sungguh melaut. Nelayan yang lebih menyukai mop ketimbang cap tikus, nelayan yang tak pernah benar-benar memiliki perahu dan ketinting, nelayan yang berkelahi untuk pertama kali saat ia dewasa melawan kawan masa kecilnya, nelayan yang payah dalam urusan cinta dan akhirnya berani memulai bahtera keluarga, nelayan yang tak bisa membedakan boneka seks dan putri duyung, nelayan yang bernama Marlin Darisebrang.
Judul: Sapa Bilang Pelaut Mata Keranjang
Penulis: Safar Nurhan
Sampul: Fitriana Hadi
Kategori: Fiksi (Novel)
Penerbit: Anagram
Buku ini berisi 53 puisi yang berisikan potret realitas seorang penyintas BPD (Borderline Personality Disorder) dan Bipolar dalam kesehariannya. Apakah Membenci Hidup sama dengan Mencintai Kematian? adalah serangkaian pertanyaan dan upaya berbagi pengalaman pada pembaca yang memiliki gangguan serupa, merasa tidak sendiri dalam perjuangannya untuk pulih, hingga gambaran terhadap apa yang selama ini diliyankan (pengalaman seseorang dengan gangguan mental).
Judul: Apakah Membenci Hidup Sama dengan Mencintai Kematian?
Penulis: Nurul Lathifah
Sampul: Andriena Margo
Kategori: Fiksi (Kumpulan Puisi)
Penerbit: Anagram
Cerpen-cerpen dalam Sentimentalisme Calon Mayat merupakan representasi akuarium Orde Baru sebagai akuarium obskur dalam sejarah Indonesia dan sejarah sastra Indonesia. Obskur (obscure) digunakan sebagai rujukan untuk sesuatu yang tidak jelas, kabur, gelap. Novel Martin Suryajaya, Kiat Sukses Hancur Lebur (2016), juga termasuk jejak-jejak awal dari sastra obskur dalam dunia sastra Indonesia. Sony memulainya pada 1994.
[cerita] “Surabaya Johnny” tidak semata-mata ditempatkan sebagai cerpen yang tampaknya merupakan argumen panjang atas 7 cerpen lain dalam Sentimentalisme Calon Mayat. Sekaligus, ia menandai pengaburan batas antara fiksi dan realitas; antara Johan Kartawijaya, Surabaya Johnny, dan Sony Karsono. Media sosial digunakan sebagai kendaraan untuk membawa fiksi ke dalam semesta baru sebagai semesta digital. Dan dalam semesta baru inilah, arus anomali sastra Indonesia, mungkin merebut masa depan yang lain.”
—Afrizal Malna, sastrawan
Judul: Sentimentalisme Calon Mayat
Penulis: Sony Karsono
Sampul: Fitriana Hadi
Kategori: Fiksi (Kumpulan Cerpen)
Penerbit: Anagram
Karya kritik ini memperlihatkan kekuatan utamanya pada analisis terhadap novel Yusi Avianto Pareanom … dengan menggunakan kaidah ‘coming of age’ … Karya ini memberikan sanggahan yang masuk akal terhadap kajian-kajian terdahulu terhadap karya sastra yang sama, yang dengan demikian, menunjukkan keseriusannya dalam kajian kritisnya.
— Pertanggungjawaban Dewan Juri Kritik Sastra DKJ 2019
Naskah ini melakukan pembacaan ulang atas motif laut dalam karya Chairil Anwar … Naskah ini menjelaskan bagaimana laut menjadi medium bagi aku-lirik untuk memisahkan diri sejenak dari kekitaan; suatu cara navigasi subjektivitas individual di tengah disposisi kolektivitas. Dari situ, naskah ini bergerak pada fase-fase yang menggambarkan ikatan kolektif revolusioner sebagai satu unsur penting dalam kehidupan bangsa Indonesia, lantas mempertentangkannya dengan bagaimana kelima puisi Chairil justru mengarah ke suasana batin introspektif aku-lirik.
— Pertanggungjawaban Dewan Juri Kritik Sastra DKJ 2022
Judul: Di Antara Keberpihakan & Autokritik
Penulis: Dewi Anggraeni
Sampul: Bagus S. Budi
Kategori: Non-Fiksi (Esai/Kritik Sastra)
Penerbit: Anagram
Melalui 21 cerita dan 1 novela, Keret membawa pembacanya melihat manusia dengan segala lapisan demi lapisan yang paling ajaib dan bisa diterima akal sehat. Dengan gaya bercerita yang memukai dari satu cerita ke cerita lainnya, Ia memberikan pengalaman membaca yang membuat seluruh indra kita peka: humor yang menyajikan tawa, fantasi yang membuat kita takjub, kegetiran yang traumatis dan membuat kita berharap hal ini tidak akan terulang, dan masih banyak lagi. Sebuah kumpulan cerita yang membuatmu memasuki rollercoster emosi yang—sekali lagi—tidak bisa dilewatkan.
“Seorang penulis brilian . . . sangat komplet tidak seperti kebanyakan penulis yang saya tahu. Suara dari generasi baru.”
— Salman Rushdie
Judul: Supir Bis yang Ingin Menjadi Tuhan
Penulis: Etgar Keret
Penerjemah: Ninus D. Andarnuswari
Sampul: Sukutangan
Kategori: Fiksi (Cerita Pendek)
Penerbit: Anagram
“Sepertinya hanya ada satu hal yang Keret tidak mampu lakukan ketika membuat cerita: menulis kisah yang membosankan.”
— The Guardian
Melalui 22 cerita pendek dan 1 cerita bersambung, Keret membawa pembacanya melihat manusia beserta segala masalahnya dengan cara paling ajaib. Lewat gaya bercerita yang mengesankan, Ia membawa humor, fantasi, kegetiran, hingga kebahagiaan yang tak terhingga. Sebuah kumpulan cerita yang memukau dan tidak bisa dilewatkan.
Judul: Galat di Ujung Galaksi
Penulis: Etgar Keret
Penerjemah: Ninus D. Andarnuswari
Sampul: Sukutangan
Kategori: Fiksi (Cerita Pendek)
Penerbit: Anagram
Hompimpa Alaium Gambreng berisi 44 Puisi yang erat dan rekat dengan unsur kelisanan sehari-hari, petatah-petitih dari masa lalu, hingga keseharian kita yang diramu dalam bentuk dan suara yang menggelitik.
Hamzah menulis puisi bersama pesan moral yang hidup bersamanya, yang bukan berperan menjadi guru atau kompas moral, melainkan menjadi pengingat yang jenaka saat hidup bergulir ke arah kekalahan yang kesekian. Sebuah buku puisi, atau kiat hidup menjadi biasa-biasa saja.
Judul: Hompimpa Alaium Gambreng
Penulis: Hamzah Muhamad
Sampul: Array MATAMERAHCOMIX
Kategori: Fiksi (Puisi)
Penerbit: Anagram
Melalui ‘Aku Mengenangmu dengan Pening yang Butuh Panadol’, Berto mendedahkan Jakarta yang menyesakkan pada sejumlah puisinya. Ia, membawa kita menyaksikan Jakarta yang ibarat tanjidor, beserta orang-orangnya yang bertingkah seperti Atun (dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan), yang memaksa masuk ke dalam sesuatu yang tidak ia pahami hanya untuk mendapati diri terjepit oleh banyak hal dan tidak bisa membebaskan diri.
Sebuah kumpulan puisi yang membawa Jakarta dan segala perih-kacrut-manis-romantis dalam narasi-puitik yang tak terduga.
Judul: Aku Mengenangmu Dengan Pening yang Butuh Panadol
Penulis: Berto Tukan
Sampul: Fitriana Hadi
Kategori: Fiksi (Puisi)
Penerbit: Anagram
Melalui sejarawan bernama Sulaiman H, Martin Suryajaya membentangkan kepada kita riwayat puisi Indonesia dalam rentang satu abad. Suatu karya historiografi spekulatif yang berdiri di atas sejarah faktual Indonesia. Nyanyi sunyi ke sekian yang menghimpun kebajikan serta keburukan lirisisme dalam 20 lebih suara. ‘Terdepan, Terluar, Tertinggal: Antologi Puisi Obskur Indonesia 1945-2045’ adalah buku puisi debut Martin Suryajaya yang tak bisa Anda lewatkan.
Judul: Supir Bis yang Ingin Menjadi Tuhan
Penulis: Martin Suryajaya
Sampul: Rifqi S. Fachry & Doni Ahmadi
Kategori: Fiksi (Puisi/Novel)
Penerbit: Anagram
“Naskah ini ditulis dengan jenaka dan mengisahkan jatuh-bangunnya sebuah keluarga empat generasi dalam gaya realisme magis. Melalui lintas generasi kita dibawa pada gambar lebih besar berbagai peristiwa yang pernah terjadi di Indonesia, menyeret para tokoh ke dalam pusaran dan dampaknya pada kehidupan anak-cucu generasi selanjutnya. Metafora-metaforanya menggelitik dengan dialog yang cair dan alami. Tokoh-tokohnya tidak terjebak ke dalam stereotipe atau karikatur, memaparkan dengan jelas pergulatan batin dan adaptasi mereka di tengah berbagai perubahan.”
— Pertanggungjawaban Dewan Juri Sayembara Novel DKJ 2018
Judul: Balada Supri
Penulis: Mochamad Nasrullah
Sampul: Sukutangan
Kategori: Fiksi (Novel)
Penerbit: Anagram
Kisah-kisah yang terhimpun dalam buku ini merupakan sepilihan karya yang ringkas, padat, dan dapat selesai hanya dalam sekali duduk. Buku ini memuat 12 cerita dari empat pengarang dunia yang penuh dengan kisah ganjil dan imajinatif, humor gelap dan lelucon segar, dan sesekali mengajak Anda, para pembaca, untuk memikirkan pelbagai kemungkinan saat membaca cerita-cerita ini.
Judul: Lubang di Tembok dan Kisah-kisah Sekali Duduk
Penulis: Ben Loory, dkk
Penerjemah: Dias P. Samsoerizal & Doni Ahmadi
Foto Sampul: Dwi M. Alvansuri
Desain Sampul: Doni Ahmadi
Kategori: Fiksi (Cerita Pendek)
Penerbit: Anagram
Pada suatu periode, sastra Indonesia pernah kedatangan buku-buku berkualitas dalam rentang yang bisa dikatakan berdekatan. Hal yang sekaligus membuat pemenang penghargaan sastra begitu sulit ditebak. Buku ini adalah dokumentasi kritik atas buku-buku tersebut.
“Gilang Saputro mengajak kita membaca kembali fenomena sastra Indonesia mutakhir yang kurang mendapat perhatian. Bukan melulu pembacaan intrinsik, tetapi karya sastra sebagai bagian dari gejala sosial. Bakat baru yang layak diperhitungkan.”
— Zen Hae
Judul: Yang Tersisa dari Pramoedya & Catatan Lain
Penulis: Gilang Saputro
Sampul: Doni Ahmadi
Kategori: Non-Fiksi (Esai/Kritik Sastra)
Penerbit: Anagram
Penerbit Anagram
Jalan Kalibaru Timur IV,
North Jakarta, Indonesia.
14110